Sabtu, 01 Maret 2014

Strategi Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial

Kali ini saya akan berbagi informasi mengenai salah satu strategi pembelajaran yang jarang sekali digunakan dan diterapkan di dalam proses pembelajaran si sekolah, yang menurut saya adalah salah satu strategi pembelajaran yang sangat berguna untuk meningkatkan kemampuan berfikir (kognitif) peserta didik (siswa). Strategi pembelajaran yang saya maksud adalah strategi pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial. berikut penjelasannya.


1.         Pengertian Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi biasa diartikan sebagai pola umum perbuatan guru rnurid dalam perwujudan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang, digariskan” (Mansyur, 2002:3).
Oemar Hamalik (2003:12) mengatakan bahwa “pengertian strategi dalam proses belajar mengajar sudah tentu mengandung makna yang berbeda dengan pengertiannya dalam bidang kemiliteran karena dalam pengajaran, strategi mengandung makna sebagai suatu upaya untuk mengurangi sampai titik minimal penggunaan metode ceramah dengan siswa yang aktif seperti seminar kelompok- proyek kerja kelompok”.

Strartegi pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial (Jurisprudential inquiry) adalah strategi pembelajaran yang dipelopori dan dikembangkan oleh Donal Oliver dan James P.Shaver. Menurut Donal Oliver dan James P. Shaver (dalam Wena, 2009:71), strategi pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial mengajari siswa untuk menganalisis dan berfikir secara sistematis dan kritis terhadap isu-isu yang sedang hangat di masyarakat. Strategi pembeajaran ini didasarkan atas pemahaman masyarakat dimana setiap orang berbeda pandangan dari prioritas satu sama lain, dan nilai-nilai sosialnya saling berkronfrontasi satu sama lain. Memecahkan masalah kompleks dan kontroversial di dalam konteks aturan sosial yang produktif membutuhkan warga negara yang mampu berbicara satu sama lain dan bernegosiasi tentang keberbedaan tersebut.
Strategi pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial mengajarkan siswa untuk berfikir kritis terhadap isu-isu sosial. Hitchcock (dalam Robert E. Slavin, 1994: 258) mengatakan bahwa  “one key objective of schooling is enhancing students abilities to think critically, to make rational decisions about what to believe.” Salah satu tujuan utama dari pendidikan adalah meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis, untuk membuat keputusan yang rasional tentang apa yang harus percaya. Allyn and Bacon (2009:243) menjelaskan bahwa strategi-strategi pembelajaran inkuiri menggunakan proses-proses dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dan memecahkan masalah-masalah berdasarkan pada pengujian logis atas fakta-fakta dan observasi-observasi untuk mengajarkan konten dan untuk membantu siswa berfikir secara analitis. Pembelajaran inkuiri dimulai dengan memberi siswa masalah-masalah yang berhubungan dengan konten yang nantinya menjadi fokus untuk aktifitas-aktifitas penelitian kelas. Dalam menyelesaikan masalah siswa menghasilkan hipotesis atau solusi tentatif untuk masalah tersebut, mengumpulkan data yang relevan dengan hipotesis yang telah dibuat, dan mengevaluasi data tersebut untuk sampai kepada kesimpulan. Melalui pembelajaran inkuiri, siswa mempelajari konten yang berhubungan dengan masalah tersebut sekaligus strategi-strategi untuk memecahkan masalah-masalah di masa yang akan datang.
Hamzah B. Uno (2007:31) mengemukakan bahwa “strategi pembelajaran inkuiri jurisprudensial membantu siswa untuk belajar berpikir secara sistematis tentang isu-isu kontemporer yang sedang terjadi dalam masyarakat”. Dengan memberikan mereka cara-cara menganalisis dan mendiskusikan isu-isu sosial, strategi pembelajaran ini membantu siswa untuk berpartisipasi dalam mendefinisikan ulang nilai-nilai sosial. Selain itu, strategi pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial melatih siswa untuk peka terhadap permasalahan sosial, mengambil posisi (sikap) terhadap permasalahan tersebut, serta mempertahankan sikap tersebut dengan argumentasi yang relevan dan valid. Strategi ini juga dapat mengajarkan siswa untuk dapat menerima atau menghargai sikap orang lain terhadap suatu masalah yang mungkin bertentangan dengan sikap yang ada pada dirinya. Atau sebaliknya, ia bahkan menerima dan mengakui kebenaran sikap orang lain yang diambil terhadap suatu isu sosial tertentu.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial adalah strategi pembelajaran yang mengajari siswa untuk menganalisis dan berfikir secara sistematis dan kritis terhadap isu-isu yang sedang hangat di masyarakat serta mampu memecahkan masalah kompleks dan kontroversial di dalam konteks aturan sosial yang produktif. Penerapan strategi pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial lebih cocok diterapakan pada siswa SMA maupun SMK yang memiliki perkembangan daya nalar yang lebih baik dibandingkan dengan usia anak dibawahnya. Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial hendaknya diterapkan pada materi-materi yang relevan dan aktual , atau kasus-kasus yang masih hangat terjadi .

2.         Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial
Strategi pembelajaran yang dipelopori oleh Donal Oliver dan James P. Shaver ini didasarkan atas pemahaman masyarakat dimana setiap orang berbeda pandangan dari prioritas satu sama lain, dan nilai-nilai sosialnya saling berkronfrontasi satu sama lain. Memecahkan masalah kompleks dan kontroversial di dalam konteks aturan sosial yang produktif membutuhkan warga negara yang mampu berbicara satu sama lain dan bernegosiasi tentang keberbedaan tersebut.
Made Wena (2009:132) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial meliputi:
a.    orientasi terhadap kasus;
b.    mengidentifikasi isu;
c.    pengambilan posisi (sikap);
d.   menggali argumentasi untuk mendukung posisi (sikap) yang telah diambil;
e.    memperjelas ulang dan memperkuat posisi (sikap); dan
f.     menguji asumsi tentang fakta, definisi, dan konsekuensi.
Untuk lebih memahami langkah-langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.              Orientasi Kasus/Permasalahan
Pada tahap ini guru mengajukan kasus dengan membacakan kasus yang terjadi, memperlihatkan film/video kasus, atau mendiskusikan suatu kasus yang sedang hangat di masyarakat atau kasus di sekolah. Langkah berikutnya adalah meninjau fakta –fakta dengan jalan melakukan analisis, siapa yang terlibat, mengapa bisa terjadi, dan sebagainya.
Guru memperkenalkan kepada siswa materi-materi kasus dengan cara membaca berita, menonton film yang menggambarkan konflik nilai, atau mendiskusikan kejadian-kejadian hangat dalam kehidupan sekitar, kehidupan sekolah atau suatu komunitas masyarakat. Langkah kedua yang termasuk ke dalam tahap orientasi adalah mengkaji ulang fakta-fakta dengan menggambarkan peristiwa dalam kasus, menganalisiss siapa yang melakukan apa, dan mengapa terjadi seperti demikian.
b.             Identifikasi Isu
Pada tahap ini siswa dibimbing untuk mensintesis fakta-fakta yang ada kedalam sebuah isu yang sedang dibahas, kaitannya dengan kebijakan publik, dan munculnya kontroversi di masyarakat, dan sebagainya, karekteristik nilai-nilai yang terkait (seperti kemerdekaan berbicara, perlindungan terhadap kesejahteraan umum, otonomi daerah/local, atau kesamaan memperoleh kesempatan), melakukan identifikasi konflik terhadap nilai-nilai yang ada. Dalam tahap ini siswa belum diminta untuk menentukan pendapatnya terhadap kasus yang dibahas.
Siswa mensintesis fakta, mengakitkannya dengan isu-isu umum dan mengidentifikasi nilai-nilai yang terlibat dalam kasus tersebut (misalnya, isu tersebut berkaitan dengan kebebasan mengemukakan pendapat, otonomi daerah, persamaan hak dan lain-lain). siswa belum diminta mengekspresikan pendapat terhadap kasus tersebut.
c.              Penetapan Posisi /Pendapat
Dalam tahap ini siswa mengartikulasikan/mengambil posisi terhadap kasus yang ada. Siswa menyatakan posisinya terkait dengan nilai sosial atau konsekuensi dari keputusannya. Siswa diminta untuk mengambil posisi (sikap/pendapat) terhadap isu tersebut dan menyatakan sikapnya. Misalnya dalam kasus bayaran uang sekolah, siswa menyatakan sikapnya bahwa seharusnya pemerintah tidak menetukan besarnya biaya sekolah yang harus diberlakukan untuk tiap sekolah karena hal itu melanggar hak otonomi sekolah.
d.             Menyelidiki Cara Berpendirian, Pola Argumentasi
Menetapkan keputusan pada bagian mana yang terjadi pelanggaran nilai-nilai secara faktual. Ajukan bukti-bukti yang diinginkan/tidak diinginkan (mendukung/tidak mendukng) sebagai konsekuensi dari pandangan/pendapat yang diajukan. Berikan klarifikasi terhadap nilai-nilai konflik dengan menggunakan analogi. Menetapkan prioritas dari satu nilai (keputusan) di antara keputusan/nilai-nilai lainnya dan mengevaluasi kekurangan-kekurangan dari nilai/keputusan yang lainnya.
e.              Memperbaiki dan Mengkualifikasi Jelas Posisi
Siswa menyatakan posisinya dan alasannya terhadap masalah, dan menguji sejumlah situasi/kondisi yang mirip terhadap permasalahannya. Siswa mengkualifikasi (terhadap standar) posisinya. sikap (posisi/pendapat) siswa digali lebih dalam. Sikap (posisi) yang telah diambil siswa mungkin konsisten (tetap bertahan) atau berubah (tidak konsisten), tergantung dari hasil atau argumentasi yang terjadi pada tahap keempat. Jika argumen siswa kuat, mungkin konsisten. Jika tidak, mungkin siswa mengubah sikapnya (posisinya).
f.              Melakukan Pengujian Asumsi-Asumsi Terhadap Posisinya
Siswa melakukan identifikasi asumsi-asumsi faktual dan melihat relevansinya, serta menentukan konsekuensi yang diperkirakan dan melakukan pengujian validitas faktualnya. pengujian asumsi faktual yang mendasari sikap yang diambil siswa. Dalam tahap ini guru mendiskusikan apakah argumentasi yang digunakan untuk mendukung pernyataan sikap tersebut relevan dan sah (valid).
3.         Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial
a.             Keunggulan Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial
Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan oleh karena strategi ini memiliki keunggulan diantaranya :
1)        Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada  pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
2)        Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3)        Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial merupakan strategi pembelajaran yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4)        Keunggulan lain dari pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata, yang artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

b.           Kelemahan Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial
Disamping memiliki keunggulan, Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial juga memiliki kelemahan diantaranya :
1)        Jika Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2)        Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3)        Terkadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
4)        Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran, maka pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial akan sulit diimplementasikan oleh guru.

Semoga bermanfaat untuk menambah pemahaman dan pengetahuan serta wawasan para pembaca semuanya :)
Referensi :

  1. Allyn dan Bacon (2009). Methods For Teaching, New Jersey: Pearson Education 
  2.  Uno, Hamzah B. (2007), Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara 
  3. Wena, M. (2010), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara
  4. Bootzin R. (1986). Study Guide to Accompany Psychology Today An Introduction, New York: McGraw-Hill Book Company
  5. Sarbani. (2012). Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral. Yogyakarta: Aswajaya Pressindo
  6. Sanjaya W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Stansar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

3 komentar:

  1. ▷⃣ Casino Site ᐈ Best Real Money Online Casino
    Casino website. Enjoy a huge variety of slots and casino games, but only one is as popular as one can get. That means you can play with hundreds of thousands luckyclub.live of

    BalasHapus
  2. Wildz Casino Review 2021
    Wildz Casino Online Review 2021. 오즈포탈 Play m bet365 at Wildz Casino and win big! Slots: 프로미넌스 포커 1 Bonus Game; Bonus Package: 150 블루 벳 먹튀 Free 스포츠토토 하는법 Spins; Mobile. Slots/Games: 1.

    BalasHapus
  3. Mácnostis Casino Hotel & Spa - Mapyro
    Find the location of Mácnostis Casino Hotel & 서울특별 출장안마 Spa, conveniently 김해 출장안마 located in 용인 출장샵 Mariano at 1 Marina Dr. Save big with Mapyro 구리 출장마사지 reviews, photos 목포 출장샵 & ratings.

    BalasHapus